Sabtu, 18 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :


Mungkin diantara kita pernah yang melihat sebuah tayangan televisi, tetapi pada tayangan itu ada bagian yang disensor. Dan biasanya itu ada pada daerah tiiiitttt (maaf Saya sensor, karena tidak lulus sensor). Kalau dipikir-pikir ini gunanya apa? Mencari sensasi atau mencari penasaan buat para penonton?

Menurut Saya ini adalah hal yang mubadzir. Kenapa?

Dalam sebuah tayangan itu gunanya untuk membuat pemirsa paham dan mnegerti apa yang ditayangkan dan pesan apa yang dikandung. Tetapi ketika disensor kenapa ditampilkan? Ini kan sama saja membatasi hak pemirsa. Mubadzirnya sudah membuat suatu tayangan tapi tayangannya tidak bermanfaat. Kemudian ketika kita sedang asyik-asyik menonton yang disensor itu ada teman kita bertanya “Lagi liat apa bro serius banget?” terus kita menjawab “Wah bro, lagi liat sensornya itu lho bro. Bagus banget menggairahkan”. Itu kan nggak asyik.

Ada lagi yang bertanya “Yang seru daru tayangan tadi apa bro?” kenudian kita jawab “Anunya bro, anunya yang disensor seru. Sumpah”. Apa ini maksud dari anu yang disensor? Kan nggak lucu ini. Terus lagi kalau anu yang disensor ini menimbulkan tanda tanya besar dari penonton, ini kan bahaya. Seumpama yang disensor itu bagian dada. Terus yang menonton itu penasaran dan bertanya-tanya dalam hati “ada apa sih didada, kok pake disensor?” kemudian ada mbak-mbak lewat, diajak masuk kerumah, diajak nonton tayangan tadi terus lagidisuruh buka baju bagian dadanya inikan berbahaya. Yang salah siapa kalau begini?

Itu dari tayangan. Belum lagi ada juga yang disensor adalah suaranya. Dan ini apalagi?

Itu nggak enaknya ketika sebuah acara humor atau lawakan. Ya katakanlah Opera Van Jawa. Ketika adegan si Andri dan Sali berantem dan adegannya (gerak tubuh) lucu tetapi ada percakapan yang disensor itu rasanya seperti kepengen banting TV ke editor acaranya. Kalau ada yang tanya “kamu tadi ketaawa apanya yang lucu?” terus dijawab “yang lucu yang disensor. Yang bunyinya tiiiiitttt tadi lucu banget sumpah” lalu dia ketawa terahak-bahak, sambil guling-guling, yang bertanya juga ikut-ikutan. Ini kan nggak jelas dan sangat aneh. Mungkin kayaknya hanay di Indonesia ada perlakuan sensor seperti ini.

Terus lagi ada acara Stand Up Comedy, comicnya Raditya Dika. Dia menyampaikan bitnya begini “cowok itu ada 2. Kalau gak tiiiitttt dia homo”. Terus penonton yang dirumah ketawa terbahak-bahak. Ini yang gila Raditya Dika nya apa yang nonton yang gila. Terus yang dirumah mention ketwitternya Radit “bang, bit kamu keren deh. Apa lagi yang disensor tadi. Keren banget sumpah”. -_-

Ya semoga saja kedepannya nggak ada lagi sensor menyensor seperti sekarang ini. J

0 komentar:

Posting Komentar