Minggu, 19 Mei 2013

Posted by Unknown | File under :

Sebuah keluarga kecil, mereka dikaruniai anak pertama berjenis kelamin laki-laki. Kemudian diberi nama Riko.

Awal kelahiran Riko banyak orang yang menyambut dengan senang karena masih lucu dan menggemaskan. Itu ketika masih bayi masih kecil. Beda lagi sama yang sekarang.

Sekarang Riko sudah kelas 3 SD. Dia sih tidak bandel tidak terlalu pinter. Bisa dikatakan pas-pasan lah. Ya namanya saja bocah kelas 3. Pendiam enggak, hyperaktif juga enggak. Pas lah kalau menjadi anak kecil. Tidak terlalu merepotkan karena ulahnya sendiri.

Facebook adalah sosial media yang sedang populer-populernya. Tidak menutup kemungkinan juga anak kecil seusia Riko bisa terkontaminasi  virus facebook. Dan bisa dipastikan dia akan mengidap alay dini. Sebuah keadaan yang belum sepantasnya dia sandang tetapi harus dia lewati sepanjang hidup sampai dia dewasa kelak. Itu pun kalau dia diberi petunjuk jalan yang benar.

Facebook dia kenali karena seringnya dia pergi ke warnet sebelah. Sebelah sekolahnya maksud jelasnya. 

Namanya anak kecil pasti penasaran dengan hal yang seperti itu. Apalagi ini adalah hal baru, bukan sebuah permainan yang bisa dibeli dan dipegang, bukan juga sebuah teman yang bisa di gandeng. Tapi ini adalah sebuah pintu dimana virus-virus  berbahaya akan merusak bagaimana pemikirannya. Tapi nggak apa-apa biar tidak ketinggalan jaman. J

“Mas Andi, itu apaan?” tanya Riko ke operator penjaga warnet. “Ini namanya facebook Rik” jawab Andi. “itu apa? Kok masnya bisa ketawa-ketawa sendiri seperti orang kelaperan gitu?”. “ahahaaahaha kamu ini anak kecil kok sudah kepo”. Sahut Andi. “aku ajarin dong mas” pinta Riko sambil nangis.

Namanya juga manusia pasti punya rasa empati dan kasihanlah. Dengan ikhlas Andi membuatkan Riko facebook lengkap dengan e-mail dan pasword yang mudah dihafal.
Namanya pun disesuaikan dengan kesukaan Riko, “Rikhoo Pahlawwand Berthopenxx”. Lengkap dengan foto profil dengan pose ketika riko pipis dibalik ban mobil truk. Dan berbagai foto privasi Riko, seperti sedang minum susu di kempong, pipis dicelana, eek didepan taman, yaa banyaklah foto-foto konyol Riko.

Teman pertama Andi tentunya. Dan berkat Andi pula Riko menjadi ketagihan facebook. Teman-teman sekelasnya disuruh membuat facebook. Entah itu perempuan, laki-laki atau yang belum terdefinisi dengan jelas.

Dengan bujukan Riko dan iming-iming dapet uang, semuanya pada mau. Eh, enggak semuanya, bu guru nya enggak

Dengan bangga dan sok bisa-nya Riko memamerkan akun facebooknya yang temannya baru satu tadi dengan nama yang berbau alay. Semua temannya pada mengatakan Riko hebat, pinter-lah, canggih-lah, keren-lah, apa-lah, ini-lah, itu-lah, dan lain-lain-lah.

“teman-teman, beri nama kalian apa yang kalian sukai dan apa yang kalian cintai. Misalnya kalian suka spiderman, suka kucing, atau kalian suka sama teman sekelas kalian. Kalian jadikan nama itu nama facebook kalian”. Teriak Riko sambil nangkring diatas meja guru dan memegang penghapus seakan menjadi mic.

Anak kecil kan masih polos, lugu dan lucu. Mau disuruh apapun yang dia sukai pastilah, pasti nggak bakal nolak. Adanya nerima dan iya iya iya.

Seminggu kemudian, Riko menyuruh teman-temannya untuk melaporkan facebook mereka. Dan menyuruh mereka menuliskan nama facebook di papan tulis. Kemudian akan di-add­ sebagai teman dirumah nanti.

Wah, ini nih yang dikhawatirkan. Terkontaminasi virus alay sudah nampak dari nama facebooknya. Dan berkat Riko juga, anak SD kelas 3 ngerasain patah hati.

Ada yang namanya “Enno Kpngen jDii paCaRRna dhewwIE”, nah kemudian nama facebook Dewi sendiri “dhEwwi pnGGmaRR rHasIA’na sanDHiie”. Nah si Sandi nya namanya malah “zhaNDhiee cuAYanx cMua’naa”.

Seminggu, 7 hari 7 malem Enno diem-dieman sama Dewi, Dewinya juga marah sama Sandi. Nah, Sandinya tenang-tenang aja. Santai dan enjoy. Namanya juga patah hatinya anak kecil, biasanya diungkapkan lewat pembentukan kelompok. Dan ini terjadi. “bu Guru, aku nggak mau sama Sandi. Sandi  jahat sama aku, Sandi nggak cinta sama aku” kata Dewi. “Eno juga, bu. Nggak mau sama Dewi. Dewi sudah merusak rasa cinta Eno untuknya”. Eno nyolot.

Bu Guru pun penasaran. Dipanggillah mereka bertiga kekantor. Setelah ditanya sedemikian sampai babak belur dan ngaku terang-terangan, kesimpulannya mengarah ke Riko. Si biang keladinya. Dengan ide membuat facebook. Dipanggillah Riko kekantor juga.
Riko pun datang dengan penuh percaya diri. Dan masuk ke ruangan Bu Guru. “pagi bu,,” sapa Riko. “pagi juga Riko. Kamu sehatkan?” tanya Bu Guru. “sehat bu, kenapa?” Riko kembali bertanya. “benar, kamu yang menyuruh teman-teman kamu membuat facebook?”. “benar Bu” jawaba Riko. “padahalkan mereka masih kecil dan kamu juga, kenapa sudah membuat facebook?”. Bu Guru bertanaya. Riko pun nggak mau kalah dan nggak mau disalahkan, “biarbisa ngeadd punya Bu Guru”.

Sejenak, bu Guru terdiam malu, kaget, bingung. Eno, Dewi, dan Riko (tentunya) tertawa terbahak-bahak. 

“makanya Bu, kalau di add itu dikonfirmasi” teriak Riko sambil melet sambil nutup pinti terus keluar.


Bersambung....

0 komentar:

Posting Komentar